Miseta terbentuk karena rasa iri dengan kegiatan HIMAGRON (Himpunan mahasiswa Agronomi). Hal itu menimbulkan perasaan ingin membuat sebuah organisasi di jurusan Agribisnis. Selain alasan itu, datang undangan pada mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian untuk menghadiri MUNAS (Musyawarah Nasional) yang pertama di Malang. Undangan itu datang untuk dapat diwakili oleh Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian. Karena pada saat itu jurusan tidak punya organisasi, jadi didiskusikan untuk membuat sebuah organisasi untuk Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian pada tannggal 18 September 1989. Pada umumny, promotor terbentuk Miseta ini adalah angkatan 86. Bapak Elwamendri, Rudisaf, Suhelmi, Fahmi yang aktif dalam Gita Buana Club (GBC) dan Pak Yanuar Fitri yang bukan pengurus MISETA tapi bisa dikatakan sebagai promotor terbentuknya MISETA. Ketua MISETA yang pertama adalah Bapak Suhelmi anngkatan 86 dan Bapak Elwamendri dipercaya sebagai sekretaris, sedangkan Renaldi dipercaya sebagai pembuat lambang MISETA, yang mana lambang MISETA terdiri dari :

  1. Daun (warna hijau) melambangkan Fakultas Pertanian
  2. Buku melambangkan MISETA sebagai wadah kaum intelektualdan berwawasan keilmuan
  3. Matahari (warna kuning) melambangkan MISETA merupakan wahana bagi Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian/Agribisnis dalam penyaluran aspirasi

Bapak Suhelmi inilah yang menegakkan pilar-pilar MISETA itu sendiri selama 1 tahun. Dengan adanya MISETA ini maka sudah ada perimbangan dari kegiatan- kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa di tingkat fakultas, bukan hanya HIMAGRON tapi juga MISETA, HMIT (Himpunan Mahasiswa Ilmu Tanah) terbentuk setelah MISETA terbentuk. Jadi ada motivasi, MISETA terbentuk karena HIMAGRON bagus dan HMIT terbentuk karena MISETA dan HIMAGRON terbentuk. Artinya dengan terbentuknya HMIT maka lengkaplah himpunan mahasiswa jurusan pada waktu itu. Sebenarnya, himpunan mahasiswa jurusan berbeda dengan senat mahasiswa fakultas atau yang sekarang lebih dikenal dengan BEM. Kalau BEM meliputi Fakultas Pertanian dimana orientasi kegiatannya adalah memenuhi kebutuhan mahasiswa, yaitu bidang penalaran, bidang minat dan bakat, serta bidang kesejahteraan. Sedangkan himpunan jurusan tidak sama dengan fakultas. Himpunan jurusan ini

mendorong mahasiswa agar lebih mempunyai pola pikir berwawasan spesifik sesuai dengan keilmuannya. Artinya, meningkatkan penalaran dibidang jurusannya. Kalau dia dibidang MISETA, maka imu Sosial Ekonomi Pertanian yang diperkuat. Bentuk kegiatannya : jejaring keilmuan, diskusi kelompok, seminar-seminar dan sebagainya.

Nah, ketika pertama kali MISETA terbentuk, anggota MISETA terdiri dari seluruh mahasiswa yang aktif. Secara organisasi,MISETA belum punya program kerja, tetapi secara aktivitas selalu mewadahi organisasi ini dengan kegiatan-kegiatan bersama yang bermanfaat seperti belajar kelompok dan lain sebagainya. Seiring dengan berjalannya waktu, terbentuklah beberapa departemen-departemen dalam organisasi MISETA, seperti Departemen Penelitian dan Pengembangan, Departemen Pendidikan dan Pelatihan, Departemen Pengabdian Masyarakat, Departen Hubungan Masyarakat dan Kesekretariatan serta Departemen Bursa Usaha.

“MISETA adalah organisasi yang sudah lama berdiri dan sudah mapan. Mestinya harus ada upaya untuk membangun misi kedepan. Menurut saya, kita di Agribisnis ini mestinya mempunyai Laboratorium Lapang, dimana mahasiswa bisa membuka pengetahuan dan menambah wawasan dengan adanya Laboratorium Lapang,” ujar Pak Elwamendri.

Terbentuknya MISETA ini diharapkan mahasiswa bisa membangun komunitas baru antara masyarakat sekitar. Hal ini seirama dengan harapan Pak Elwamendri, “Selain itu, saya juga berharap agar setiap bulannya organisasi MISETA itu mengadakan diskusi bersama dosen untuk menjalin keakraban dan memperkuat kebersamaan,” tambahnya lagi. “Semoga pengurus MISETA tidak lupa bahwa tugas yang paling utama dari seorang mahasiswa adalah kuliah. Yakinlah bahwasanya kalau hanya mengandalkan kuliah dengan IP yang tinggi tetapi tidak ada pengalaman organisasi itu tidak ada artinya. Seseorang yang memiliki IP 4 tidak ada pengalaman organisasi maka jauh lebih baik memiliki IP 3,5 tapi sempat aktif dalam organisasi,” harapan Pak Yanuar sekaligus menutup pembicaraan.