Mendalo,– Fakultas pertanian program studi agribisnis Universitas Jambi mengadakan kuliah umum yang diadakan di gedung rektorat lantai lll ruang senat kampus UNJA Mendalo (5/9). Kuliah umum tersebut diikuti oleh 150 orang mahasiswa dan dihadiri oleh para dosen serta pejabat dilingkungan Fakultas Pertanian. Kegiatan ini dibuka langsung oleh Dekan Fakultas Pertanian, Dr. Ir. Ahmad Riduan, M. Si.

Dekan dalam sambutannya menyampaikan kepada seluruh peserta untuk dapat menyimak dan mendengarkan materi yang disampaikan oleh narasumber Dr. Iwan Setiawan, S.P., M.Si., yang merupakan Ketua Prodi Agribisnis di Universitas Padjajaran.

“Bidang pertanian terus berkembang terutama agribisnis, maka daripada itu kita harus mampu menghadapi perubahan dan mensikapinya lebih cepat ” Ujar Dekan.

Sementara itu, Ketua Jurusan Agribisnis Dr. Fuad Muchlis dalam sambutannya mengatakan kuliah umum ini merupakan agenda rutin untuk memberikan pencerahan kepada mahasiswa terhadap isu-isu pertanian terkini dan mengulasnya dari berbagai perspektif.

“Bagi mahasiswa, berpikir dan bertindak kreatif kini menjadi hal yang tidak terbantahkan, bahkan menjadi kompetensi dan orientasi pendidikan tinggi, terutama menghadapi tantangan revolusi industri 4.0 dan menyongsong era bonus demografi. Oleh sebab itu Agribisnis Kreatif menjadi topik yang dipilih dalam kuliah umum kali ini” Ujar Fuad.

Fuad juga menambahkan dalam kuliah umum ini akan diisi sessi tanya jawab bagi para peserta dan bagi peserta yang dapat memberikan pertanyaan serta merespon dengan baik materi yang disampaikan akan mendapatkan hadiah buku secara gratis dari narasumber dan ditandatangani langsung oleh narasumber.

Sementara itu, Dr. Iwan Setiawan, S.P., M.Si., menyebut bahwa perkembangan IPTEK dengan lompatan-lompatannya hingga sampai pada era post modern mengharuskan kita berfikir dan berkerja secara Inter-multi-trans disiplin.

Lebih lanjut penulis buku Agribisnis Kreatif ini juga menekankan bahwa agribisnis kreatif, sejatinya berbasis pada ekonomi desa dan membangun/memberdayakan komunitas-komunitas kreatif dan pegembangan desa kreatif.

“Runtuhnya beberapa pasar yang dibangun oleh kekuatan modal raksasa di beberapa negara, mementahkan asumsi bahwa modal finansial menjadi satu-satunya variabel penting dalam mengembangkan usaha” Ujar Iwan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Name *