Jurusan/Program Studi Agribisnis Universitas Jambi kembali menggelar “Agribusiness Discussion Forum” (ADF) sesi III pada Jumat 28 Desember 2018. Ini sekaligus menjadi diskusi penutup di akhir Penghujung Tahun 2018,
Kali ini menghadirkan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jambi Drs. Ariansyah, ME yang diwakili oleh Kabid Industri Kecil dan Kerajinan, Rosnifa, SE, MM dan Akademisi dari Fakultas Teknologi Pertanian (FATETA) Dr. Ir. Syahrial Hafids, M.Sc. Diskusi mengambil Tema Industri Olahan dan Diversifikasi Pangan di Provinsi Jambi.
Mengawali diskusi, Rosnifa menyampaikan bahwa Provinsi Jambi dengan beragam sumber dayanya memiliki potensi pangan yang sangat besar untuk bisa dikembangkan, seperti produk olahan hasil laut di wilayah pesisir Jambi (Kabupaten Tanjab dan Tanjab Timur, produk olahan Tanaman Pangan dan Hortikultura di wilayah tengah dan barat Jambi, seperti kentang, jagung, nenas, pisang, kopi, singkong gula tebu dan beragam produk olahan lain.
Lebih lanjut, Rosnifa menyatakan, Pengembangan bisnis dan industri pangan di level lokal dapat dilakukan melalui fasilitasi kepada UMKM untuk pengembangan bisnis pangan segar, industri bahan baku, pangan olahan, dan siap saji yang aman berbasis sumber daya lokal. Secara praksis, peran Disperindag Provinsi Jambi dalam pengembangan Produk Pangan yang telah dan terus dilakukan adalah BIMTEK Divesifikasi Pangan, Desain kemasan, fasilitasi perizinan IKM termasuk sertifikasi halal, pemberian bantuan peralatan IKM, penyuluhan good manufacturing practice, workshop E-Smart dengan marketable Bukalapak, pembentukan sentra IKM untuk one village one product (OVOP) dan fasilitasi promosi untuk penjualan produk IKM se Provinsi Jambi di berbagai event.
Merespon pemateri sebelumnya, Dr. Syahrial dalam paparannya menyatakan bahwa industri olahan, industri kecil, diversifikasi pangan dan kerajinan bisa menjadi maju, berkembang dan menjanjikan melalui “Agroindustri Kreatif”. Agroindustri disebut mampu memberikan sumbangan nyata bagi peningkatan perekonomian, terutama jika ada dukungan SDA (terutama SDA lokal); mampu menjadi pintu keluar sektor pertanian (transformasi bahan mentah menjadi bahan siap konsumsi), basis sektor manufactur dan memiliki prospek pasar global, terutama menjawab isu ketahanan pangan dan energi. Basis pengembangan Agroindustri Kreatif terletak pada pengembangan komoditas unggulan dan terus meningkatkan kompetensi SDM, baik akademisi maupun pelaku usaha agribisnis dalam hal teknologi proses, manajemen industri dan menciptakan lingkungan industri kreatif; Integrasi Hulu-Hilir; Integrasi Green Agroindustri Kreatif dan Integrasi IT dengan agroindustri kreatif (terutama dalam menjawab tantangan Revolusi Industri 4.0).
Ketua Jurusan/Program Studi Agribisnis UNJA Dr. Fuad Muchlis, SP, M.Si menyatakan, sesi ini merupakan lanjutan dari diskusi bulan-bulan sebelumnya yang masih berfokus pada tema besar “pangan”. Sesi I tentang kebijakan pangan, Sesi II membahas Dinamika Produksi Pangan, dan hari ini kita tutup 2018 dengan mendiskusikan topik industri dan diversifikasi pangan. Selain memberikan pencerahan dan menambah referensi tentang pangan, sehingga mendapat solusi terbaik dalam mengelola pangan, bagi mahasiswa (terutama mahasiswa tingkat akhir), forum diskusi ini juga dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan informasi aktual beragam isu-isu pembangunan yang update dan faktual, sebagai input penting penyusunan proposal (rencana) penelitian tugas akhir.
Acara ADF sesi ini dipandu oleh Moderator Ir. Elwamendri, M.Si (Dosen Prodi Agribisnis UNJA) dihadiri oleh akademisi, baik dosen dan mahasiswa dilingkup Fakultas Pertanian UNJA