Jurusan/Program Studi Agribisnis Universitas Jambi kembali menggelar “Agribusiness Discussion Forum” (ADF) sesi 2, pada hari Jum’at 26 Oktober 2018

Kali ini menghadirkan Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan (DTPHP) Provinsi Jambi Ir. Ahmad Maushul yang diwakili oleh Kabid TPH, Ir. Mahalya Anidar dan Guru Besar Ekonomi Pertanian UNJA Prof. Dr. Ir. Dompak Napitupulu, M.Sc yang juga anggota POKJA Ahli Dewan Ketahanan Pangan Provinsi Jambi. Diskusi mengambil Tema Dinamika Produksi Pangan di Provinsi Jambi.

Ketua Jurusan Agribisnis UNJA Dr. Fuad Muchlis, SP, M.Si menyatakan, sesi ini adalah lanjutan dari diskusi bulan sebelumnya yang membahas tentang kebijakan pangan. Tema besar kita di tahun ini adalah pangan. “Kita ingin mengetahui lebih detil time series  perkembangan dan peta wilayah produksi pangan di Provinsi Jambi dan membedahnya dari berbagai perspektif, sehingga pemahaman kita atas pangan menjadi komprehensif sehingga juga dapat meresponnya dengan tepat,” kata Fuad.

Prof Dompak menguraikan beberapa tantangan pangan di Indonesia, yakni pemanfaatan berbagai komoditas pangan yang tidak hanya untuk konsumsi  “food” saja, tetapi juga untuk  feed, fuel  dan fiber.

Dari sisi demand tantangannya adalah pertambahan penduduk yang terus bertumbuh sementara ketergantungan terhadap konsumsi beras yang masih tinggi  (111,7 kg/tahun). Sementara dari sisi supply, lahan-lahan produktif untuk pangan semakin menyusut akibat konversi lahan yang masih tinggi dan tidak terkendali, sebaran produksi tidak merata, baik antar daerah maupun antar waktu, dampak perubahan iklim.

Lebih lanjut  Pror Dompak menuturkan, program ekstensifikasi, intensifikasi dan insentif produksi masih relevan untuk menjawab tantangan tersebut. Tentu dengan evaluasi dan perbaikan-perbaikan pada tataran implementasi, pungkasnya.

Mahalya, yang juga pengurus PISPI Provinsi Jambi ini dalam paparannya menyatakan bahwa aspek penting memahami situasi pangan, harus diawali dengan akurasi data yang baik sehingga perdebatan tentang “impor pangan” yang kerap terjadi akibat beda data antar lembaga sejatinya  tidak lagi terjadi.

Untuk itu diiperlukan  upaya percepatan penyediaan data dan  peningkatan kualitas data  tanaman pangan berkesinambungan. DPTPHP Jambi saat ini konsen melakukan pendataan perbulan/mingguan mengenai situasi komoditi Padi, Jagung, Kedelai (PAJALE), sebagai early warning system mengatasi masalah pangan yang sangat krusial.

Lebih lanjut Mahalya menyatakan, bahwa rerata indeks pertanaman (IP) padi sawah di Jambi adalah 1,49 dengan capaian tertinggi yakni Kota Sungai Penuh (2,54) dan Kabupaten Sarolangun (2,36). Perkembangan luas tanam dalam lima tahun terakhir berfluktuati, sempat mengalami penurunan di tahun 2014 (-10,52%) dan 2015 (-7,80%),  meningkat signifikan pada tahun 2016 (41,54%) tetapi sedikit menurun di tahun 2017 (3,31%). Dari sisi produksi dan produktivitas juga fluktuatif, sempat menurun di tahun 2015 (-2,69%) tetapi kembali meningkat di tahun 2016 (2,85%) dan 2017 (0,90).

Untuk terus meningkatkan produksi dan produktivitas pangan, DPTPHP kini fokus melakukan perluasan Areal Tanam Baru (khususnya Pajale) termasuk pemetaan sumber-sumber pertumbuhan baru produksi, deregulasi sistem perbenihan mendukung pengembangan padi gogo dan pasang surut,peningkatan intensifikasi dan pengamanan produksi, pengurangan losses, peningkatan nilai tambah produk dan pengembangan pasar.

Acara ADF yang dibuka oleh Dekan Fakultas Pertanian UNJA Dr. Ir. Ahmad Riduan, M.Si ini dihadiri oleh akademisi, baik dosen dan perwakilan mahasiswa dilingkup Fakultas Pertanian UNJA.

Sumber : jambiberita.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Name *